BBPP Buka Bimtek Peningkatan Performa Reproduksi Sapi Indukan di Kubu Raya
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kementerian Pertanian membuka secara resmi bimbingan teknis (Bimtek) tematik peningkatan performa reproduksi sapi indukan bagi peternak di Kecamatan Terentang, Kubu Raya, pada Rabu (2 Mei 2018).
Bimtek tersebut diikuti oleh 25 orang peternak dari Desa Sungai Radak 1, Sungai Radak 2 dan juga Terentang. Pembukaan bimtek dihadiri oleh Plh. Kepala Dinas Perkebunan, Ketahanan Pangan dan Peternakan Kubu Raya, Iin Marlina, S.Hut. dan Plh. Camat Terentang, Suharto serta para Kepala Desa asal peserta. Bimtek ini dilaksanakan di Kantor BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Desa Radak Dua Kecamatan Terentang Kabupaten Kubu Raya.
Dalam Bimtek tersebut diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan diantaranya teknis menangani penyakit gangguan reproduksi sapi indukan, teknis menangani penyakit hewan pada sapi dan teknis meningkatkan mutu nutrisi pakan sapi potong. Setiap materi disampaikan narasumber dan praktisi yang jumlahnya mencapai 7 orang yang telah berpengalaman di bidangnya masing-masing.
Akademisi peternakan Universitas Tanjungpura (Untan), Duta Setiawan, S.Pt M.Si mengatakan bahwa secara geografis letak Kecamatan Terentang memang agak jauh dari pusat kota Kubu Raya dengan akses terbatas. Alhamdulillah perhatian pemerintah pusat melalui BBPP ini bisa mengupgrade kemampuan beternak sapi, sehingga sapi-sapi para peternak bisa dideteksi sendiri jika ada gangguan reproduksi, penyakit serta bisa mengetahui jika sapi mereka ingin kawin, ini cukup penting bagi kesuksesan melakukan kawin suntik atau yang terkenal dengan istilah IB.
Duta Setiawan mengatakan, agar sapi mereka cepat beranak peternak harus mengetahui tanda-tanda sapi sakit, ingin kawin maupun gangrep, supaya tidak gagal karena hal-hal mendasar semacam itu. Birahi untuk kawin pada sapi butuh siklus selama 21 hari. Kalau lewat tidak tahu tanda tandanya maka akan rugi sendiri bagi peternaknya.
Untuk mensukseskan program nasional Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) maka pakan menjadi perhatian yang sangat penting dalam bimtek ini. Potensi sumber pakan yang melimpah dan belum optimal dimanfaatkan oleh peternak di Kecamatan Terentang adalah limbah kebun sawit.
Oleh karenanya, Widyaiswara BBPP Batu, Eko Saputro, S.Pt., M.Si. melatihkan teknis pembuatan silase pelepah sawit untuk meningkatkan kandungan nutriennya. Eko juga meminta peternak, selain menanam hijauan rumput di kebunnya, juga menanam leguminosa seperti Lamtoro, Turi, Gamal, Kaliandra atau Indigofera sebagai sumber protein.
Hal ini merupakan sebuah alternatif yang paling murah dan mudah dibandingkan dengan jika harus membeli pakan konsentrat. Pakan konsentrat itu sunah sedangkan yang wajib adalah hijauan rumput dan legum yang cukup. Saya berharap dengan kecukupan nutrien yang baik, Sapi indukan tidak terserang penyakit gangguan reproduksi sehingga setiap tahun bisa bunting dan beranak. (R/Sukardi). (Sumber : untan.ac.id)